Minggu, 23 September 2018

BIMA SWARGA


Oleh: I Gusti Ayu Widhiasih Putri Ardani

Karya Th.: 2018


BIMA SWARGA

 Dikisahkan Dewi Kunti bermaksud mengadakan upacara Dewa Yadnya, namun karena ada Pandu dan Dewi Madri yang belum diupacarai, maka Kunti meminta putranya (Panca Pandawa) untuk menjemput roh Pandu dan Dewi Madri ke Yamaloka. Panca Pandawa saling berdebat, siapa yang bersedia menjemput ayah dan ibunya. Akhirnya Sang Bima bersedia pergi.

   Dengan kekuatan dan kemampuan Angkus P KKerannya, Dewi Kunti, Yudistira, Arjuna, Nakula dan Sahadewa dimasukkan ke dalam tubuhnya, lalu berangkatlah Bima.

   Di Yamaloka, pasukan Cikrabala mempersiapkan para roh. Bima yang baru tiba ikut diadili, sehingga keributan pun terjadi. 

   Cikrabala yang dikalahkan oleh Bima, melapor kepada Bhatara Yama, sehingga terjadi perkelahian lagi yang akhirnya dimenangkan oleh Bima.

   Atas kemenangannya, akhirnya Bima diijinkan oleh Bhatara Yama untuk mencari roh orang tuanya dibawah kawah. Bima mengobok-obok Kawah Candra Dimuka. Semua roh terkandung karena Bima tidak menemukan roh orang tuanya.

   Bathara Yama kembali menegur Bima dan membantu mencari roh orang tuanya. Dihadapan Bima terhampar dua gumpalan roh. Bima dengan kemampuan Angkus Perannya, mengeluarkan Dewi Kunti dan saudaranya dari dalam tubuhnya.

   Dewi Kunti meminta anak-anaknya untuk menghaturkan sembah guna membentuk kembali tubuh Pandu & Dewi Madri. Awalnya Bima tidak mau menyembah, namun Nakula membohongi Bima dengan mengatakan panjang jarinya tidak sama, kemudian Bima mengatupkan kedua tangannya, yang tanpa sadar telah melakukan sembah, sehingga terbentuklah tubuh Pandu dan Madri, namun belum bisa berbicara.

   Kembali Kunti mengutus Bima untuk mencari Tirta Pawitra ke Bathara Bhayu. Kedatangan Bima yang tiba-tiba membuat Bhatara Bhayu marah, lalu membunuh Bima hingga tiga kali, namun Bima tetap hidup kembali.

   Bhatara Bhayu akhirnya mengijinkan Bima untuk mengambil Tirta Maha Pawitra yang dijaga oleh Naga Antaboga. Terjadi lagi perkelahian dilaut antara Bima dan Antaboga. Gelombang udara laut menjadi kacau, kadang menghantam Bima & Antaboga yang sedang bergetar.

   Akhirnya Antaboga dapat ditaklukkan oleh Bima dan Tirta Maha Pawitra dapat diraihnya.

   Kejadian ini menjadi tuntunan/ pesan untuk dijadikan cerminan bagi seorang anak yang berbakti kepada orang tua (Suputra)